top of page

Langkah di Tahun Baru Islam 1438 H


Tidak terasa, waktu terus bergulir, sehingga saati ini kita telah memasuki tahun bary Islam tahun 1438 H. Bagi kita selaku seorang muslim, momentum pergantian waktu, baik hari, pekan, bulan, maupun tahun, akan selalu dimanfaatkan untuk melakukan muhasabah atau instrospeksi diri hasil-hasil perbuatan pada masa yang silam atau pada tahun yang kita tinggalkan, koreksilah diri kita masing-masing dengan kaca mata agama, kita buat neraca apakah selama satu tahun yang kita tinggalkan itu banyak perbuatan-perbuatan yang melanggar syariat Islam, maka saldo rugilah yang akan kita sandang. Maka untuk menutupi saldo rugi tersebut, maka satu-satunya jalan yang harus kita tempuh adalah dengan memperbanyak amalan-amalan yang baik pada tahun yang baru atau tahun yang akan datang, yang akhirnya membuahkan saldo laba di tahun yang akan datang. Diawal tahun baru Islam ini, tentunya kita harus melaksanakan amnal-amal sholih untuk mencapai kehidupan yang lebih baik daripada kehidupan yang lalu.

Menurut Ustadz Ahmad Yani, paling tidak ada lima tugas dan tanggung jawab kita pada masa-masa yang akan datang sebagai upaya merealisasikan atau membuktikan muhasabah yang kita lakukan.


Pertama, melakukan Islamisasi dari dalam diri. Artinya membentuk diri kita menjadi pribadi-pribadi yang Islami, sehingga segala sikap dan perilaku kita akan mencerminkan nilai-nilai Islam yang agung. Pembentukan pribadi yang Islami harus kita mulai dengan pengukuhan iman atau akidah, lalu mengarahkannya ke arah ketaqwaan. Kehendak Allah ini dimantapkan di dalam Al-Qur’an yang berbunyi,


.يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran:102)


Kedua, membangun rumah tangga yang Islami, apalagi rumah tangga sering disebut sebagai unit terkecil dari masyarakat. Manakala masyarakat Islam ingin diwujudkan, mutlak harus dibangun terlebih dahulu rumah tangga yang Islami. Dari sinilah diharapkan lahir generasi yang shalih. Dalam kaitan membangun rumah tangga yang Islami, pernikahan sangat dianjurkan di dalam Islam, bahkan pernikahan harus dipermudah dan di lain sisi, perceraian yanh harus dipersulit.

Ketiga, memaksimalkan fungsi masjid sebagai pusat pembinaan umat Islam. Kesadaran ini harus tumbuh dikalangan umat Islam, karena kejayaan umat berawal dari pembinaan umat di masjid, maka kita harus memakmurkan masjid dengan berbagai kegiatan-kegiatan keumatan dengan merangkul berbagai segmen usia, mulai dari pengajian anak-anak sekolah, remaja, orang dewasa/orang tua. Tidak kalah pentingnya untuk menarik minat umat, agar diperhatikan terkait manajerialnya, baik dari segi kepengurusan, program, pendanaan, khatib, mauoun sarana penunjang.

Keempat, melibatkan diri di dalam da’wah Islam. Hal ini harus kita laksasnakan karena da’wah merupakan tugas dan tanggung jawab bagi setiap orang yang mengaku sebagai muslim. Hal ini dilakukan sesuai latar belakang dan kemampuan masing-masing, bukan hanya menjadi tugas yang harus dipikul oleh orang-oranf tertentu saja seperti ulama, kiai, mubaligh, dan ustadz. Da’wah Islam bisa dilakukan dengan tiga bentuk, pertama, bisa dilakukan dengan da’wah bil lisan (dengan lisan), kedua, bisa dilakukan dengan bil hal (dengan perbuatan), dan ketiga, bisa dilakukan dengan bil qolam (dengan tulisan).

Kelima, membuktikan solidaritas dunia Islam. Hal ini diperlukan karena beberapa tahun terakhir ini, persoalan kaum muslimin diberbagai negara di dunia nampaknya semakin menuntut perhatian, dukungan, serta solidaritas konkret dari kita. Sementara dilain pihak, perhatian, dukungan, serta solidaritas yang dimaksud belum tampak. Yang tampak adalah ketidaktahuan dan ketidakpedulian.

Kontributor: Sholahudin Sanusi




Featured Posts
Recent Posts
Check back soon
Once posts are published, you’ll see them here.
bottom of page